Submitted by meilia on
Pangkalpinang,
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ervawi didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, menyambut baik kunjungan Tim Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama. Kunjungan tersebut dilakukan di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulaan Bangka Belitung, Kamis (25/7/20240), yang dipimpin oleh Jazziray Hartoyo selaku Asisten Deputi PAUD, Dasar, dan Menengah beserta jajarannya, dalam rangka mengukur indeks pemerataan mutu dan akses pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ervawi menyampaikan kunjungan ini penting dilakukan untuk memotret bagimana pemetaan mutu pendidikan dan akses pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk dilakukan perbaikan-perbaikan kedepanya dalam menyongsong demosgrafi tahun 2024 dalam mepersiapkan generasi Babel lebih baik.
Walaupun pendidikan di Babel secara keseluruhan bila dilihat dari APK Perguruan Tinggi di Babel masih rendah, berada di angka 18,19 persen di tahun 2023, dan akses pendidikan juga di beberapa pulau kecil masih terasa sulit sehingga masih terdapat anak-anak sekolah di pulau-pulau harus naik perahu ke sekolah. Namun hal tersebut tidak mengurangi motivasi dan semangat anak-anak untuk sekolah. dan Pemerintah Provinsi tetap semangat membangun pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ujarnya.
Menurut Jazziray, dipilihnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai potret pengukuran indeks pemetaan mutu dan pendidikan dikarenakan wilayah Babel dapat mewakili gambaran secara umum di nasional secara demograsfis kepulauan, kemampuan daya beli ekonomi dari kelas menengah atas smapai dengan menengah bawah, dan secara etnis terwakili.
Baginya , tantangan pembangunan manusia terletak pada 2,3 juta warga Indonesia bermain judi onle. Dari jumlah tersebut 2 persen dari total 2,3 juta warga Indonesia terdapat 80 ribu diantaranya anaka-anak berusia dibawah 10 tahun (Data Demografi Judi Online, 2023), Menurut data UNICEF (2023) sekitar 4,1 juta anak-anak di Indonesia yang beursian 7-18 tahun tidak mendapat pendidikan atau bersekolah. Anak dan remaja yang berasal dari keluarga miskin, penyandang disabilitas dan mereka yang tinggal didaerah terpencil dan tertinggal, menjadi orang yang paling berisiko putus sekolah.
Dan tidak meratanya distribusi guru, baik antar wilayah maupun antar mata pelajaran, sehingga ada daerah-daerah yang kelebihan guru, sementara ada daerah-daerah yang kekurangan guru, terutama di daerah terpencil, pembatasan, dan kepulauan. Tingginya angka pensiun guru, yang tidak seimbang dengan angka penerimaan guru baru, sehingga terjadi gap antara jumlah guru yang keluar dan yang masuk, jelasnya.
Untuk itu, dirinya perlu mengindentifikasi permasalahan dan tantangan dunia pendidkan secara luas di daerah, khususnya Provinsi Kepulauan Belitung dalam menyongsong kemajuan mutu pendidikan lebih baik.
Kunjungan Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Bidang Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Teknologi Kependidikan Provinsi Babel, Konsultan BPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Toboali, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Bangka Barat, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung.