MENEMUKAN SEMEN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK BAHAN PEREKAT BANGUNAN ANTI GEMPA KEDUA SISWA DAN SISWI SMK NEGERI 2 KOBA RAIH KESEMPATAN BERLAGA DI ASPC THAILAND

Putra dan putri daerah Bangka Belitung  yang  kerap di sapa Ucok dan rekannya Citra Mudita berhasil menyabet medali perak di ajang Indonesian Science Project Olimpiad 2017 dengan judul projek “Komposisi Pengeleloan Limbah  Kotoran Kelelawar, Clay Pasca Penambangan Timah, Abu boiler dan Limbah  Fiber Sawit sebagai Pengganti Semen pada Berbagai Kadar Perekat Produk bangunan Tahan Gempa” .
“Penelitian ini kami angkat karena keprihatinan kami terhadap banyaknya ditemukan kotoran kelelawar di pemukiman Desa Air Bara, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, clay pasca penambangan  timah di Bangka Belitung, dan Abu Boiler dari  Pabrik Kelapa Sawit yang sama sekali tidak termanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Jika hal tersebut tidak segera di tindaklanjuti  maka akan mencemari lingkungan sekitar dan akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dari masalah tersebut muncullah ide untuk membuat suatu inovasi yang tepat guna, ramah lingkungan, dan bermanfaat bagi masyarakat  khalayak luas terutama di Indonesia sebuah Semen terbarukan yang ramah lingkungan untuk bangunan yang tahan terhadap guncangan gempa, hal ini mengingat Indonesia saat ini sering terjadi bencana gempa. Provinsi Bangka Belitung pun pernah mengalami gempa tepatnya pada tahun 2016 di Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat, padahal dapat diketahui pulau Bangka  dilindungi Pulau Sumatera, hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bencana gempa tidak mengenal waktu dan letak sebuah pulau” ujar Ucok dan Citra. 
Dari Inovasi tersebut siswa-siswi dari SMK N 2 Koba ini tidak menyangka bisa memenangkan medali perak, dan satu-satunya perwakilan dari SMK karena semua finalis adalah siswa SMA. Dapat diketahui bahwa Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) ke-9 tahun 2017 diikuti lebih dari 450 Projek yang masuk ke panitia, Ada 125 projek lebih terpilih dari para peserta untuk ke tahap final dari 25 Provinsi di Indonesia. Selama dua hari para peserta mempersentasikan hasil karya mereka dihadapan para dewan juri di Sekolah Karisma Bangsa Pondok Cabe Tangerang Selatan. Pada 24-25 Februari dilakukan penilaian melalui pameran dan persentasi dihadapan dewan juri yang ahli di bidang-bidang tersebut dan berasal dari Kemendikbud RI, LIPI, Universitas Indonesia, Institute Pertanian Bogor, Institute Teknologi Bandung, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Haluoleo. Para pemenang nantinya akan mewakili Indonesia di ajang olimpiade penelitian di tingkat internasional seperti: I-SWEEP di Texas Amerika Serikat, GENIUS di Amerika, INESPO di Belanda, IYIPO di Georgia, INFO-MATRIX di Rumania, MOSTRATEX di Brazil, ASPC di Thailand, ISPro di Indonesia, dan INEPO AURO ASIA di Azerbaijan.
Dewan Juri memutuskan untuk Projek Penelitian Ucok dan Citra Mudita dibawah bimbingan  Ardian Sufandi, S.Pd dan Muhammad Ridwan Somad Kepala Bidang Pengendalian dan Penataan Lingkungan Dinas LH Provinsi Bangka Belitung, untuk bisa berlaga di Ajang ASPC di negara Thailand pada bulan Juli 2017. Isu Lingkungan yang diusung oleh Ucok dan Citra Mudita adalah Isu yang lagi hangat diperbincangkan didunia Internasional karena dampak dari penambangan, Penebangan Hutan, dan perkebunan kelapa sawit menyebabkan banyak berdirinya pabrik kelapa sawit yang menghasilkan banyak limbah yang belum termanfaatkan menjadi topik yang patut dipertimbangkan. Diharapkan dengan temuan penelitian yang inovatif dan kreatif ini, dengan memanfaatkan limbah yang mampu dijadikan semen dalam perekat berbagai produk anti gempa ini membawa Ucok bisa mendapatkan medali emas di ajang ASPC di Thailand sehingga mengharumkan nama Provinsi Bangka Belitung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Menariknya Ucok dan Citra ini bukan dari sekolah kejuruan kimia maupun IPA, melainkan dari jurusan akuntansi tetapi mereka di bawah bimbingan Ardian Sufandi, S.Pd dan Muhammad Ridwan Somad mampu melakukan penelitian di bidang lingkungan dan biologi layaknya anak IPA dan  mereka lah satu satunya finalis dari Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini bisa menginspirasi banyak putra-putri daerah Bangka Belitung untuk menjadi Saintis/peneliti atau penemu muda, dan hal ini harus diberi sebuah dukungan serta Reward yang berarti agar inovasi dan kreativitas putra daerah terhadap  lingkungan tidak berhenti sampai disini” Ujar Ceppy Nugraha,SE selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bangka Belitung. 
Rusdianto, M.Pd selaku kepala SMK N 2 Koba ini mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh siswa dan siswinya “prestasi siswa-siswi SMKN 2 Koba didunia penelitian telah banyak ditelurkan oleh saudara ucok, pada tahun lalu ucok menemukan sebuah junjung lada partikel berkelanjutan untuk mempercepat pertumbuhan lada dan mengatasi penyakit kuning pada lada, beliau menyabet juara 2 Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional, dan Pada Ajang ISPO ini beliau juga mendapat perak dengan inovasi semen perekat untuk bangunan tahan terhadap guncangan gempa dan akan melaju ke ajang. ASEAN Science Project Competition (ASPC) mewakili Indonesia yang akan di selenggarakan di Thailand.

 

 

Penulis: 
SMKN 2 Koba
Fotografer: 
SMKN 2 Koba
Sumber: 
Seksi Kesiswaan Bidang SMK DINDIKBABEL
Editor: 
Donny Yursandi, S.Kom
Kategori Informasi: