Tidak Benar Berita Kerja Paksa dan Makanan Tidak Halal Menimpa Mahasiswa Babel di Taiwan

 

 

Pangkalpinang,

Kepala Dinas Pendidikan Drs. Muhammad Soleh MM, membantah terkait adanya berita negatif  yang beredar di media massa tentang mahasiswa Bangka Belitung yang kuliah dan magang di Negara Taiwan mendapat perlakuaan yang tidak baik seperti kerja paksa dan mendapatkan makanan yang tidak halal.

Dalam klarifikasi dihadapan 120 orang tua dari mahasiswa se-Babel di Gedung pertemuan  LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Dinas menegaskan bahwa berita tersebut tidak benar. ” Kita (sudah) menguhungi mereka, tidak benar (berita itu), seluruh anak (mahasiswa) kita dalam keadaan aman, orang tua tidak perlu khawatir,”tegas Kadis Pendidikan yang diwakili oleh Deswarman, M.Pd Kepala Seksi Kurukulum SMA, Senin (14/01/2019).

Kemudian diikuti penegasan kembali oleh salah satu perwakilan orangtua mahasiswa Babel yang kuliah di Taiwan, Zainal Abidin. Dalam laporannya mengatakan bahwa Mahasiswa Babel di Taiwan memang tidak ada kerja paksa dan makan yang halal, pemberitaan yang berkembang di media massa tidaklah benar. Justru mahasiswa Babel di Taiwan tinggal bersama-sama di satu apartemen yang dihuni sebanyak 80 orang mahasiswa, tergabung dengan apartemen mahasiswa dari provinsi lainnya. “Mereka masak sendiri, kalau tidak sempat makan di kantin, di kantin mereka makan dikontrol oleh orang muslim yang memang sudah ditugaskan oleh perwakilan kedutaan Indonesia, tegas Zainal saat ditemui sedang melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi.

“Saya sebagai orangtua bersyukur anak saya mendapatkan beasiswa kuliah di Taiwan, karena  ternyata mereka disana telah menjadi pribadi yang mandiri dan lebih dewasa”, kata  Zainal.

Dan terkait ijazah, Zainal juga menambahkan pada hasil pertemuan beberapa hari lalu yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan Provinsi, DPRD, Sekda Babel dan Rektor Polman dengan pihak Kementrian Dikti dan Kemenlu di Jakarta menegaskan bahwa  ijazah mahasiswa Babel yang telah lulus kuliah di Taiwan diakui kesetaraannya sepanjang mahasiswa tidak melakukan plagiat.

 


Incorrect News of Forced Labor and Unlawful Food Befell Students of Babel in Taiwan

Pangkalpinang.

The head of education office Drs. Muhammad Soleh M.M denied the existence of negative news circulating in mass media about students of Babel studying and internships in Taiwan getting unfavourable treatments such as forced labor and unlawful food.

 

In the clarification in front of 120 parents of all Babel students at the meeting building LPMP of Bangka Belitung island province, the head of agency confirmed that the news was untrue. “We have contacted them, it is not true about the news, all our students are safe, parents don’t need to worry,” said the education office head represented by Deswarman, M.Pd, Head of the high school curriculumn section. Monday, 14 January 2019.

Then it was followed by a reaffirmation by one of the representatives of parents of Babel students studying in Taiwan, Zainal Abidin. In his explanation, saying that the Babel students in Taiwan did not have forced labor and food that was unlawful, the news that developed in mass media was not true. In fact Babel students in Taiwan live together in one occupied apartment of 80 students, joined by student apartments from other provinces. “They cook themselves, if they don’t have time, they eat in the canteen, the canteen where they eat is controlled by Muslims who have been assigned by representatives of Indonesian Embassy, Zainal said met while coordinating with the provincial education office.

“As a parent, I am grateful that my child received a scholarship to study in Taiwan, because it turns out that they have become independent and more mature,” said Zainal.

And related to the diploma, Zainal also added to the results of a meeting a few days ago conducted by the provincial education office, DPRD, Babel regional secretary and councellor Polman with the Ministry of higher eeducation and Ministry of foreign affairs in Jakarta affirming that Babel student diploma who had graduated in Taiwan has recoqnized its equality as long as students do not commit plagiarism.

Penulis: 
Meilia Puspianti, S.Sos
Fotografer: 
Amir
Sumber: 
Dinas Pendidikan Prov. Kep. Babel
Editor: 
Yusni Patrajaya, S.SI
Kategori Informasi: 
Penerjemah: 
Sophan Derryan Lintang, SS