Penggunaan Alat Peraga Sate Tutup Botol (Satutol) Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri 10 Pangkalpinang Tahun Pelajaran 2020/2021

  1. PENDAHULUAN

Ketidakberhasilan pembelajaran matematika sering terjadi di kelas, dimana bagi sebagian besar siswa menjadikan mata pelajaran yang dianggap menakutkan dan tidak menyenangkan, karena adanya anggapan bahwa matematika hanya bermain angka dan rumus yang bersifat verbal. Hal ini mengakibatkan rendahnya pencapaian nilai matematika siswa, sehingga diperlukan upaya menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, menarik dan inovatif guna memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu unsur penunjang yang dapat menciptakan pembelajaran matematika yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga yang tepat akan dapat mengatasi permasalahan ketakutan dan ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran matematika. Penggunaan alat peraga yang tepat selain menyenangkan juga dapat membantu siswa memahami dan mengurangi verbalisme suatu konsep matematika yang dipelajari.

Begitu halnya dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi KPK (Kelipatan Persekutuan Tekecil) dan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) memerlukan kreativitas dan inovasi guru dalam pengadaan alat peraga yang  efektif,  dengan harapan terciptanya pembelajaran yang bermula dari fakta konkrit yang kemudian berkembang menjadi pembelajaran yang bersifat verbal dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstrak ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh khusus.

Dari pengamatan penulis ada beberapa faktor penyebab kurangnya penguasaan materi pembelajaran dan rendahnya nilai siswa. Salah satu kurangnya bahan belajar, suasana belajar yang kurang kondusif, media atau sumber belajar dan kurangnya motivasi belajar dari siswa itu sendiri. Berdasarkan pengamatan penulis dikelas, penulis berusaha bagaimana memberi motivasi pada siswa agar bersemangat dalam proses pembelajaran, terutama pelajaran matematika yang dianggap sangat sulit bagi siswa. Setelah guru melakukan pengamatan di kelas dan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan, salah satu penyebabnya rendahnya nilai siswa adalah metode pembelajaran yang dilakukan kurang tepat, sehingga penulis Menggunakan Alat Peraga Sate Tutup Botol (Satutol) pada Pelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri 10 Pangkalpinang dalam peningkatan hasil belajar siswa.

 

  1. MODEL PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA SATUTOL

Strategi pembelajaran tentang KPK dan FPB dengan menggunakan alat peraga Satutol mengacu pada pembelajaran yang bersifat konkret menuju ke pembelajaran yang bersifat verbal. Sedangkan model pembelajaran yang diterapkan adalah kolaborasi antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Adapun secara garis besar strategi pembelajaran yang merupakan kolaborasi pembelajaran langsung dan kooperatif dengan hakekat pembelajaran konkrit menuju verbal adalah penggunaan alat peraga Satutol dalam membuktikan serta menentukan KPK dan FPB 2 atau 3 bilangan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Sate Tutop Botol (Satutol) dilakukan penulis dengan tahapan antara lain:

  1. Menyiapkan alat dan bahan berupa cutter, tutup botol, botol, tutup galon, kawat, cat warna dan kuas;
  2. Membuat alat peraga Satutol dengan cara sebagai berikut:
    1. Menyiapkan alat dan bahan;
    2. Tutup botol dan tutup galon dilubangi dengan menggunakan cutter agar bisa dimasukkan kedalam kawat;
    3. Berikan cat warna pada tutup botol agar dapat membedakan bilangan saat diperagakan;
    4. Masukkan kawat kedalam botol bekas, kemudian masukkan tutup galon;
  3. Memperagakan Satutol

Siswa menentukan kelipatan masing-masing bilangan dengan menggunakan alat peraga Satutol dengan cara sebagai berikut:

  1. Kelipatan 2 digunakan tutup 1 warna biru dan 2 warna kuning, kelipatan 3 digunakan tutup 1 dan 2 warna biru sedangkan tutup ke 3 warna kuning. Kelipatan 5 digunakan tutup botol 1, 2, 3, 4 warna biru sedangkan tutup ke 5 warna kuning;
  2. Mengamati tutup botol pertama yang sama pada masing-masing kelipatan bilangan yang sudah terdapat pada peraga Satutol, tutup botol yang sama pertama tersebut yang dimaksud sebagai KPK.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Sate Tutop Botol (Satutol) dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika dengan siklus pembelajaran antara lain:

  1. Siklus I
    1. Perencanaan

    Perencanaan Siklus I, peneliti dibantu oleh teman sejawat terlebih dahulu merumuskan masalah yang terjadi sebelum dilakukan perbaikan, yaitu siswa belum mampu menguasai materi pelajaran Matematika tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil. Kegiatan yang dilakukan adalah : (1) menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Siklus I; (2) menyiapkan lembar observasi; (3) menyiapkan lembar evaluasi; dan (4) menyiapkan lembar kerja siswa.

  1. Pelaksanaan

     Tindakan yang dilakukan pada Siklus I adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Pada awal pertemuan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk menerima materi pelajaran. Setelah siap menerima pelajaran, guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pemaparan materi yang dilanjutkan dengan bersama-sama membahas lembar kerja siswa. Melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Guru dan siswa membahas hasil kerja siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

  1. Pengamatan 

     Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan Pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru saat melakukann pembelajaran dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan checklist sesuai dengan kondisi pembelajaran sesungguhnya.

  1. Refleksi

    Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1)      Menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga Satutol, yaitu menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran tersebut.

2)      Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan alat peraga satutol dan mempertimbangkan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya.

3)      Melakukan refleksi terhadap keaktifan dalam pembelajaran Matematika.

4)      Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

  1. Siklus II
    1. Perencanaan

    Perencanaan Siklus II didasarkan pada kekurangan pembelajaran Siklus I, peneliti dibantu oleh teman sejawat terlebih dahulu merumuskan    masalah yang terjadi sebelum dilakukan perbaikan, yaitu siswa belum mampu menguasai materi pelajaran Matematika tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil. Kegiatan yang dilakukan adalah : (1) menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Siklus I; (2) menyiaan lembar observasi; (3) menyiapkan lembar evaluasi; dan (4) menyiapkan lembar kerja siswa.

  1. Pelaksanaan

     Tindakan yang dilakukan pada Siklus II adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Pada awal pertemuan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk menerima materi pelajaran. Setelah siap menerima pelajaran, guru mulai menjelaskan materi pelajaran dengan alat peraga Satutol. Siswa dibagikan dalam beberapa kelompok. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk demonstrasi penggunaan alat Satutol yang di demonstrasikan oleh guru dilanjutkan dengan siswa memperagakan alat peraga Satutol untuk mencari KPK.Kemudian mengerjakan LKPD.Melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Guru dan siswa membahas hasil kerja siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

  1. Pengamatan 

     Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan Pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapakan. Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru saat melakukan pembelajaran dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan checklist sesuai dengan kondisi pembelajaran sesungguhnya.

  1. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1)      Menganalisis pelaksanaan pembelajaran  dengan alat peraga Satutol, yaitu menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran tersebut.

2)      Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan alat peraga Satutol dan mempertimbangkan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya.

3)      Melakukan refleksi terhadap keaktifan dalam pembelajaran Matematika.

4)      Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

  1. Siklus III
    1. Perencanaan

    Perencanaan Siklus III didasarkan pada kekurangan pembelajaran Siklus II, peneliti dibantu oleh teman sejawat terlebih dahulu merumuskan    masalah yang terjadi sebelum dilakukan perbaikan, yaitu siswa belum mampu menguasai materi pelajaran Matematika tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil. Kegiatan yang dilakukan adalah : (1) menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Siklus I; (2) menyiapkan lembar observasi; (3) menyiapkan lembar evaluasi; dan (4) menyiapkan lembar kerja siswa.

  1. Pelaksanaan

     Tindakan yang dilakukan pada Siklus III adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Pada awal pertemuan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk menerima materi pelajaran. Setelah siap menerima pelajaran, guru mulai menjelaskan materi pelajaran dengan alat peraga Satutol. Siswa bagi dalam beberapa kelompok. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk demonstrasi penggunaan alat Satutol yang di demonstrasikan oleh guru   dilanjutkan dengan siswa memperagakan alat peraga Satutol untuk mencari KPK. Kemudian mengerjakan LKPD.Melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Guru dan siswa membahas hasil kerja siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

  1. Pengamatan 

     Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan Pelaksanaan pembelajan dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapakan. Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru saat melakukan pembelajaran dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan checklist sesuai dengan kondisi pembelajaran sesungguhnya.

  1. Refleksi

    Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1)      Menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga Satutol, yaitu menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran tersebut.

2)      Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan alat peraga Satutol dan mempertimbangkan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya.

3)      Melakukan refleksi terhadap keaktifan dalam pembelajaran Matematika.

4)      Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

5)      Menganalisis  hasil akhir penelitian

Berdasarkan tahapan kegiatan pada Siklus I, II dan III, dengan menggunakan alat peraga Satutol hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1.      Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran dan siswa lebih mudah memahami pembelajaran.

2.      Dari aspek guru yang melaksanakan pembelajaran, guru dapat merancang strategi  pembelajaran yang menarik, sehingga dapat meningkatkan profesional guru tersebut.

3.      Terjadinya peningkatan keaktifan dan sikap kooperatif siswa dalam pembelajaran.

4.      Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

 

Penulis : Sandra Romansa, S.Pd (Guru Kelas Ahli Pertama SD Negeri 10 Pangkalpinang)

Sumber: 
SD Negeri 10 Pangkalpinang
Penulis: 
Sandra Romansa, S.Pd